Profil Me

Senin, 10 Desember 2012

PENDAPAT MASYARAKAT ATAU TOKOH MASYARAKAT TERHADAP KOPERASI DI INDONESIA




Mata Kuliah : Ekonomi Koperasi

1.        Koperasi Menurut Bapak Koperasi Dr. Muhammad Hatta
Dalam bukunya “ The Movement in Indonesia” beliau mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarka tolong menolong. Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada kawan “ seorang buat semua dan semua buat seorang” inilah yang dinamakan Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari : Solidaritas, Individualitas, Menolong diri sendiri, dan Jujur.

2.      Koperasi Menurut Syarifuddin
Mengatakan, dalam keberhasilan yang dicapai koperasi selama ini terdapat banyak hal yang perlu dibenahi, antara lain pengawasan operasional koperasi, peningkatan kualitas koperasi, penyalahgunaan nama koperasi, dan masih adanya koperasi tidak aktif. Kementerian Koperasi dan UKM telah menempatkan lima koperasi sebagai koperasi berskala internasional. Kelima koperasi itu adalah Koperasi Kospin Jasa Pekalongan dengan total aset Rp 2,5 triliun, Koperasi Warga Semen Gresik dengan aset Rp 529,99 miliar, Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dengan aset Rp 233,77 miliar, Koperasi Simpan Pinjam Obor Mas dengan aset Rp 200,82 miliar, dan Induk Koperasi Simpan Pinjam dengan aset Rp 33,76 miliar. ”Pengakuan International Cooperative Alliance tersebut akan diterbitkan pada Oktober 2012,” ujar Syarifuddin.

3.      Menurut Pendapat Saya,
Mengenai apa yang dikatakan bapak koperasi Dr. Muhammad Hatta adalah saya setuju, karena di koperasi itu terdapat 4 unsur yaitu solidaritas, individualitas, menolong diri sendiri dan jujur. Dari keempat unsur itu sudah jelas masyarakat harus bersolidaritas, tolong menolong, jujur dan saling membantu untuk terwujudnya. Karena tujuan koperasi dapat mensejahterakan anggotanya, koperasi juga dapat memberikan lapangan pekerjaan serta mengentaskan kemiskinan. Tetapi masih ada kendala yang membuat koperasi kurang memadai yaitu sumber daya manusia yang ilmunya mengalami keterbatasan dan modal, sehingga diperlukan suatu upaya yang komprehensif atau pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi.
Begitupun dengan gagasan Pak Syarifuddin yang ingin meningkatkan kegunaan koperasi dan pembenahan koperasi di Indonesia lebih lanjut agar usaha-usaha mikro di Indonesia dapat berkembang bagi masyarakat Indonesia itu sendiri, karena sebelum mencapai suatu usaha Makro perlu di tanamkan terlebih dahulu usaha Mikro, jika dasarnya baik (Mikro) pasti kelanjutannya baik (Makro). Omset dan asset-asset yang dimiliki sudah sangat besar, jika tidak dikembangkan, usaha Mikro yang sedang masyarakat bangun akan statis, jadi sangat disayangkan jika tidak ada pemanfaatan dana dengan baik.